My Visitor

Ahad, 14 Oktober 2012

Nabi Muhammad SAW Dalam 5 Kitab Purba

Nabi Muhammad SAW Dalam 5 Kitab Purba


السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
بــــــــســم الله الرحمن الرحــيــــــــم



Sebenarnya, terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini telah dicatatkan dalam pelbagai kitab purba. Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Quran bahwa tiada satu kaum pun yang tidak menerima ajaran tauhid. Oleh itu tidak mustahil jika kedatangan nabi Muhammad SAW telah direkamkan dalam pelbagai kitab purba pelbagai kaum.

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam (Nabi Isa A.S.) berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu, mengesahkan kebenaran Kitab yang diturunkan sebelumku, yaitu Kitab Taurat, dan memberikan berita gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang kemudian sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka ketika ia datang kepada mereka dengan membawa bukti dan keterangan yang jelas nyata, mereka berkata: “Ini ialah sihir yang jelas nyata!”
(Surah 61~As-Saff; Ayat 6)


1. Nabi Muhammad Dalam Agama Hindu

Salah satu ramalan kedatangan nabi Muhammad yg sangat terkenal yang juga telah membuat seorang professor bahasa dari Alahabad University India mengajak umat Hindu untuk segera memeluk agama Islam, adalah terdapatnya sebuah ramalan penting dalam kitab suci Hindu tentang kedatangan yg ditunggu-tunggu dari seorang Kalki Avtar. “av” bermaksud turun. “tar” bermaksud melewati. Jadi maksud perkataan Avtar adalah “diturunkan atau diutus untuk turun”. Kalki Avtar artinya adalah “utusan terakhir”.

Ayat–ayat Hindu yang jelas menyatakan tentang Nabi Muhammad SAW ialah:
“Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara janggut dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan solat (azan), mereka akan memakan apa sahaja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman atau umbi-umbian tetapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).”
(Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27)
.
Beliau adalah cendikiawan yang menaiki unta. Ini menunjukkan beliau bukan seorang bangsawan India. Dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keldai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tetapi seorang yang asing.

Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di dalamnya terdapat istilah “akkaru” yang bermaksud “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10,000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10,000 orang tanpa pertumpahan darah

Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. Ini mengarah kepada nabi Muhammad yang seorang yatim sejak lahir dan maksud nama Muhammad/Ahmad adalah bermaksud terpuji, yang akan mengalahkan ketua suku-suku di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku.

Kalki memusnahkan patung (Kalki Avtar)

Dalam versi 2 dan 4 Kalki Purana (bahagian 3, Bab 16) ada menyatakan bahwa:

Apabila Kalki menjadi pemerintah, setiap orang akan suka kepadanya. Vedas, agama dan kebenaran terus hidup.
Patung-patung dimusnahkan dan pemujaan dihentikan.
Amalan agama seperti Tanda Tilak (amalan Hindu tanda di dahi) juga tidak kelihatan lagi.



2. Nabi Muhammad Dalam Agama Zorester (Majusi) Parsi

Sementara itu pula di dalam kitab Dasatir, salah sebuah kitab suci agama Zoroaster (Zoroastrianism) yaitu kitab agama orang-orang Parsi purba ada menyebut seperti berikut:


“Bahwa umat Zoroaster ketika mereka membuang agama mereka, mereka menjadi hina dan lemah, kemudian bangkitlah seorang di Tanah Arab menewaskan pengikutnya (pengikut-pengikut Zoroaster) dan orang-orang Parsi dan menundukkan pula orang-orang Parsi yang sombong. Selepas daripada api dalam kuil-kuil mereka, mereka mengarahkan pula muka mereka ke arah Kaabah Ibrahim yang telah dibersihkan daripada berhala-berhala, ketika itu mereka menjadi pengikut-pengikut bagi Nabi (Muhammad) yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, dan menguasai orang-orang Parsi, menakluki Madain, Tus dan Balkhyaitu tempat suci bagi orang-orang Zoroaster dan yang berjiran dengan mereka. Dan Nabi mereka sesungguhnya adalah bijak bercakap, ia bercakap dengan mukjizat-mukjizat


3. Nabi Muhammad Dalam Agama Yahudi (Kitab Taurat}
Taurat (lihat photo)

Dalam kitab Taurat Ulangan yaitu kitab suci agama Yahudi fasal 18 Tuhan telah berfirman kepada Nabi Musa, katanya:

“Bahwa aku (tuhan) akan bangkitkan bagi mereka itu (dan seluruh insan di dunia ini) seorang Nabi dari kalangan saudara mereka (orang-orang Arab) yang seperti engkau (Musa) dan aku akan menjadikan segala firmanku dalam mulutnya, dan ia pun akan menyatakan kepada mereka segala yang aku pesankan.”



4. Nabi Muhammad Dalam Agama Kristian


A. Nabi Muhammad Dalam Kitab Injil Yahya

Tetapi aku (Isa) ini mengatakan yang benar kepadamu (pengikut-pengikut Isa) bahwa berfaedahlah bagi kamu jika aku pergi karena jika aku tidak pergi, tiadalah pembela itu akan datang kepadamu, tetapi jika aku pergi aku akan menyuruh dia kepadamu pembela (Orang yang terpuji)
Ayat ini menghuraikan bahwa Roh Kebenaran yang dikatakan datang tadi akan menyambung tugas-tugas Nabi Isa.


B. Nabi Muhammad Dalam Injil Barnabas
Petikan di dalam Injil Barnabas
Injil Barnabas

Sesungguhnya telah datang Nabi-Nabi semuanya melainkan seorang Rasul yang akan datang sesudahku (Isa) nanti.

“Jesus Christ (Isa) berkata, Janganlah bergoncang hati kamu (murid-murid Isa) dan janganlah kamu takut, karena bukan aku menjadikan kamu, tetapi Tuhan (Allah) yang menjadikan kamu. Adapun tentang diriku sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi Utusan Tuhan (Rasulullah) yang akan datang membawa kelepasan bagi dunia. Tetapi awas kamu ditipu orang karena akan datang beberapa banyak Nabi dusta, mereka mengambil perkataanku dan mengaturkan Injilku.”

Ketika itu berkata Andraus, “Wahai Guruku, sebutkanlah bagi kami satu tanda supaya kami (manusia kemudian) kenal akan dia. Maka jawab Isa, “Sesungguhnya dia tidak datang pada masa kamu ini tetapi ia akan datang kelak berbilang tahun selepas masa kamu, yaitu di waktu dirusakkan orang Injilku dan hampir tidak didapati lagi tiga puluh orang mukmin (pengikut-pengikut Isa yang tulen). Di waktu itulah Tuhan (Allah) merahmati dunia ini, maka diutus Rasul-Nya yang tetap, awan putih di atas kepalanya mengenal akan dia salah seorang pilihan Tuhan (Allah) dan dialah yang akan menzahirkan kepada dunia. Dan ia akan datang dengan kekuatan yang besar untuk menewaskan orang-orang jahat dan ia akan menghapuskan penyembahan berhala dari dunia ini.

Sesungguhnya aku menyukai yang demikian, karena dengan perantaraannya akan diterangkan dan dimuliakan orang akan Tuhan (Allah) dan Ia menyatakan kebenaranku. Dan ia akan menghukum sekalian orang yang berkata bahwa aku orang yang lebih besar daripada manusia.” (sama dengan TuhanInjil Bamaba, 163).

Nabi Isa berkata kepada murid-muridnya, ketika manusia memanggil aku Tuhan (Allah) dan Tuhan Anak (Anak Allah) aku tidak ada lagi di dalam alam ini. Tuhan (Allah) mengolok-olokkan manusia di alam ini dengan kematian Yahuda. Mereka beriktikad bahwa akulah yang mati tersalib itu, supaya tidak lagi syaitan mengolok-olokkan aku di hari kiamat nanti. Aku tetapkan begini selamanya hingga datang Muhammad Rasulullah SAW. Apabila Muhammad datang terbukalah rahsia tipuan ini bagi mereka yang beriman dengan agama Tuhan (Allah).



5. Nabi Muhammad Dalam Agama Buddha

Maksud Buddha ialah Orang yang diberi petunjuk. Di dalam tradisi Budha, pemimpinnya sendiri Sidharta Gautama telah meramalkan kedatangan seorang manusia yang diberi wahyu. Dalam Doktrin Budha (The Gospel of Buddha) oleh Caras (perkara.217-218) tercantum bahwa Budha agung yang akan datang ke dunia ini dikenal sebagai “Maitreya”. Cakkavatti-Sihanada Suttana memberinya nama “Meteyya”. Kedua kata ini bermakna “pemberi rahmat”. Dengan merujuk kepada sejarah kehidupan Muhammad saw, kentara sekali beliau adalah orang sangat penyayang dan al-Quran juga menyebut-nyebut fakta ini.

Persamaan-Persamaan Lain Buddha
Seorang Buddha yang tercerahkan itu dilukiskan sebagai memiliki kulit yang amat cerah dan bahwa seorang Buddha memperoleh “pandangan yang luhur di malam hari”. Dalam kenyataan sejarah, Nabi saw kerap melakukan solat pada waktu malam (tahajjud) sebagai tanda cintanya yang mendalam kepada Pencipta Alam ini. Selama hayatnya, Nabi saw tidak pernah meninggalkan solat tahajjud. Hasilnya, beliau memperoleh pandangan yang tajam untuk mengetuai peradaban baru manusia yaitu peradaban Islam.

“Akan lahir ke dunia ini seorang Buddha yang dikenali dengan nama “Maitreya”. Maitreya ini ialah seorang yang suci, seorang yang tertinggi dalam kuasa, yang dikurniakan dengan kebijaksanaan, yang bertuah dan yang mengenali alam ini dan apa yang Maitreya ini dapat daripada alam ghaib beliau akan sebarkan risalah ini ke seluruh alam. Maitreya ini akan dakwahkan agama beliau yang agong ini daripada awal hingga ke akhir. Buddha berkata bahwa Maitreya ini akan memperkenalkan satu cara hidup yang sempurna dan suci sebagaimana aku (Buddha) memperkenalkan agama aku. Pengikut Maitreya ini lebih ramai daripada pengikut aku (Buddha)”.
(Gautama Buddha berkata dalam Chakkavantti Sinhnad Suttanta D. 111, 76)

Gautama Buddha sendiri berkata, “Saya bukanlah Buddha yang pertama atau yang akhir yang didatangkan ke dunia ini. Selepas aku, seorang Buddha lagi akan dihantar ke dunia ini. Dialah seorang yang kudus atau suci, yang mempunyai kesedaran yang tinggi, yang dikurniakan dengan kebijaksanaan, mempunyai akhlak yang baik, yang mengenali alam ini, pemimpin manusia yang bijaksana, yang dikasihi oleh malaikat dan makhluk lain. Dia akan mengajar kepada kamu semua satu agama atau kebenaran yang kekal abadi serta terpuji. Agama yang diajar oleh Buddha ini akan menjadi satu cara hidup yang sempurna dan suci. Kalau anak murid aku beratus-ratus tetapi anak murid Buddha ini ialah beribu-ribu.”
Wassalam!!!! .

Kisah Perang Badar

Kisah Perang Badar


Perang Badar terjadi pada 7 Ramadhan, dua tahun setelah hijrah. Ini adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin) mendapat kemenangan terhadap kaum Kafir dan merupakan peperangan yang sangat terkenal karena
beberapa kejadian yang ajaib terjadi dalam peperangan tersebut. Rasulullah Shallalaahu 'alayhi wa sallam telah memberikan semangat kepada Muslimin untuk menghadang khafilah suku Quraish yang akan kembali ke Mekkah dari Syam. Muslimin keluar dengan 300 lebih tentara tidak ada niat untuk menghadapi khafilah dagang yang hanya terdiri dari 40 lelaki, tidak berniat untuk menyerang tetapi hanya untuk menunjuk kekuatan terhadap mereka. Khafilah dagang itu lolos, tetapi Abu Sufyan telah menghantar pesan kepada kaumnya suku Quraish untuk datang dan menyelamatkannya. Kaum Quraish maju dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 lelaki, 600 pakaian perang, 100 ekor kuda, dan 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah yang cukup untuk beberapa hari.

Kafir Quraish ingin menjadikan peperangan ini sebagai kemenangan bagi mereka yang akan meletakkan rasa takut di dalam hati seluruh kaum bangsa Arab. Mereka hendak menghancurkan Muslimin dan mendapatkan keagungan dan kehebatan. Banyangkan, pasukan Muslimin dengan jumlah tentara yang kecil (termasuk 2 ekor kuda), keluar dengan niat mereka hanya untuk menghadang 40 lelaki yang tidak bersenjata akan tetapi harus menghadapi pasukan yang dipersiapkan dengan baik -3 kali- dari jumlah mereka. Rasulullah SAW dengan mudah meminta mereka Muslimin untuk perang dan mereka tidak akan menolak, akan tetapi, beliau SAW ingin menekankan kepada pengikutnya bahwa mereka harus mempertahankan keyakinan dan keimanan dan untuk menjadi pelajaran bagi kita. Beliau SAW mengumpulkan para sahabatnya untuk mengadakan musyawarah. Banyak di antara sahabat Muhajirin yang memberikan usulan, dengan menggunakan kata-kata yang baik untuk menerangkan dedikasi mereka. Tetapi ada seorang sahabat yaitu Miqdad bin Al-Aswad ra., dia berdiri dihadapan mereka yang masih merasa takut dan berkata kepada Rasulullah SAW,

"Ya Rasulullah (SAW)!, Kami tidak akan mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan oleh bani Israel kepada Musa (AS), 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, kami duduk (menunggu) di sini'( Dalam surah Al-Maidah). Pergilah bersama dengan keberkahan Allah dan kami akan bersama dengan mu !".

Rasulullah SAW merasa sangat suka, akan tetapi Rasulullah hanya diam, beliau menunggu dan beberapa orang dari sahabat dapat mengetahui keinginan Beliau SAW. Sejauh ini hanya sahabat Muhajirin yang telah menyatakan kesungguhan mereka, akan tetapi Beliau menuggu para sahabat Anshor yang sebagian besar tidak hadir dalam baiat 'Aqaabah untuk turut serta dalam berperang melawan kekuatan musuh bersama-sama Rasulullah SAW di luar kawasan mereka. Maka, pemimpin besar sahabat Anshor, Sa'ad bin Muadh angkat bicara, "Ya Rasulullah (SAW) mungkin yang engkau maksudkan adalah kami". Rasulullah SAW menyetujuinya. S'ad kemudian menyampaikan pidatonya yang sangat indah yang mana dia berkata,

"Wahai utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata benar, Kami telah memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk mendengar dan thaat kepadamu... Demi ALlah, Dia yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau memasuki laut, kami akan ikut memasukinya bersamamu dan tidaka ada seorangpun dari kami yang akan tertinggal di belakang... Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan kepadamu yang mana tindakan kami akan menyukakan mu. Maka Majulah bersama-sama kami, letakkan kepercayaan kami di dalam keberkahan Allah".

Rasulullah sangat menyukai apa yang disampaikan dan kemudian beluai bersabda, "Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan kepadaku satu dari keduanya (khafilah dagang atau perang), dan demi Allah, seolah olah aku telah dapat melihat pasukan musuh terbaring kalah". Pasukan Muslimin bergerak maju dan kemudian berhenti sejenak di tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling dekat ke Madinah yang berada di utara Mekkah). Seorang sahabat bernama, Al-Hubab bin Mundhir ra., bertanya kepada Rasulullah SAW, " Apakah ALlah mewahyukan kepadamu untuk memilih tempat ini atau ianya strategi perang hasil keputusan musyawarah?". Rasulullah SAW bersabda, "Ini adalah hasil strategi perang dan keputusan musyawarah". Maka Al-Hubab telah mengusulkan kembali kepada Rasulullah SAW agar pasukan Muslimin sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat dengan sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk mereka dan menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat menghalang orang kafir Quraish dari mendapatkan air. Rasulullah SAW menyetujui usulan tersebut dan melaksanakannya [*]. Kemudian Sa'ad bin Muadh mengusulkan untuk membangun benteng untuk Rasulullah SAW untuk melindungi beliau dan sebagai markas bagi pasukan Muslimin. Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. tinggal di dalam benteng sementara Sa'ad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya.

Rasulullah SAW telah menghabiskan sepanjang-panjang malam dengan berdoa dan beribadah walaupun beliau SAWmengetahui bahwa Allah ta'ala telah menjanjikannya kemenangan. Ianya melebihi cintanya dan penghambaannya dan penyerahandiri kepada Allah ta'ala dengan ibadah yang Beliau SAW kerjakan. Dan ianya telah dikatakan sebagai bentuk tertinggi dari ibadah yang dikenal sebagai 'ainul yaqiin.

Wassalam!!!! .